BLOGGER TEMPLATES AND Zwinky Layouts »

Selasa, 26 April 2011

PENGGUNAN DATABASE DALAM BIDANG PSIKOLOGI

PENGGUNAN DATABASE DALAM BIDANG PSIKOLOGI

Oleh Mega Ayu Septrina

26 April 2011

Saat ini kebanyakan orang masih menyimpan data atau file mereka secara konvensional, yaitu dengan cara mengarsipkan data-data tersebut di dalam map-map yang sudah di beri kode pada map tersebut, yang kemudian di simpan dalam suatu lemari khusus penyimpanan arsip. Padahal saat ini untuk menghindari sulit dan lamanya suatu data saat pencarian, data-data tersebut dapat di simpan di dalam komputer dalam bentuk folder dan di beri nama sesuai dengan kategori dari data yang ada didalamnya. Setelah terbentuk beberapa folder, dapat di simpan dalam suatu database sesuai dengan jenis data yang di simpan.

Database merupakan sekumpulan informasi yang saling berkaitan pada suatu subjek tertentu pada tujuan tertentu pula. Banyak sekali kegiatan manusia yang menggunakan komputer sebagai sarana pengolahan data, sehingga diperlukan suatu perangkat lunak database. Jika di kaji lebih mendasar tentang batasan suatu database, maka dapat disebutkan bahwa segala bentuk koleksi data adalah suatu database. Mulai dari kelompok data pegawai sampai dengan kelompok file, merupakan database (Pakpahan, 2011).

Konsep dasar dari database adalah kumpulan dari catatan-catatan, atau potongan dari pengetahuan. Sebuah database memiliki penjelasan terstruktur dari jenis fakta yang tersimpan di dalamnya, penjelasan ini disebut skema. Skema menggambarkan obyek yang diwakili suatu database dan hubungan di antara obyek tersebut. Ada banyak cara untuk mengorganisasi skema atau memodelkan struktur database, ini dikenal sebagai database model atau model data. Model yang umum digunakan sekarang adalah model relasional, yang menurut istilah yaitu mewakili semua informasi dalam bentuk tabel-tabel yang saling berhubungan dimana setiap tabel terdiri dari baris dan kolom (Bagir, 2011).

Dalam bidang Psikologi banyak sekali data-data yang dapat di simpan dalam bentuk database. Misalnya, seorang Psikolog dapat menyimpan data pribadi dan hasil pemeriksaan kliennya dalam bentuk database, yang sebelumnya telah ia buat dan rapihkan dalam bentuk tabel-tabel yang dapat mempermudah dirinya untuk mencari data yang diinginkan jika sewaktu-waktu dibutuhkan.

Adapun tabel-tabel norma dari tes Psikologi yang dapat dibentuk dan di simpan dalam database. Tabel-tabel yang sudah di buat ini di simpan sesuai jenis tes masing-masing. Misalnya, untuk tes IST, masing-masing norma di buat sedemikian rupa dalam Microsoft Access dalam bentuk tabel yang nantinya akan saling berkaitan. Kita juga perlu membuat primary table (tabel utama/master) yang merupakan tabel kunci dari semua tabel yang di buat untuk tes IST ini, serta membuat secondary table. Untuk memudahkan dalam sistem skoring tes, database ini dapat digunakan untuk mempercepat proses skoring di banding jika dilakukan secara manual. Dalam database ini, kita juga dapat menambahkan tabel untuk memberikan kategorisasi hasil skoring tes.

Dengan demikian, dapat di lihat bahwa adanya penggunaan database dalam bidang Psikologi. Database dapat digunakan dalam hal skoring, dimana sistem skoring dapat dilakukan secara cepat dan praktis. Database ini cukup efektif dan efisien untuk digunakan dalam sistem skoring suatu tes dalam Psikologi. Selain itu, database dapat pula digunakan untuk menyimpan arsip-arsip dari klien yang dapat memudahkan Psikolog untuk mencari arsip dari klien mereka jika dibutuhkan untuk keperluan pemeriksaan psikologis.

Sumber Referensi :

Bagir, Muhammad. (2011, Maret). Pengertian database. http://semprulblog.blogspot.com/2011/03/pengertian-database.html. 26 April 2011 7:34 PM.

Pakpahan, Hombar. (2009, September). Konsep dasar database pengertian database. http://ilmucomputer2.blogspot.com/2009/09/konsep-dasar-database-pengertian.html. 26 April 2011 7:28 PM.

0 komentar: